Selasa, 07 Februari 2012

Teman yang setia

pada suatu masa ada teman kecil yang jujur bernama Hans.
dia tidak terkenal sama sekali, kecuali karena ia baik hati dan wajah bulatnya yang lucu. ia tinggal di gubuk kecil sendirian, dan setiap hari bekerja di kebun. di desa itu, kebunnyalah yang paling cantik. Bunga william, bunga lila, bunga violet, dan banyak lagi tumbuh disana. Bunga itu di tanam bercampur aduk jadi sangat indah kelihatannya, dan wangi bunganya menyebar ke mana-mana.
si kecil hans punya banyak teman, tapi yang paling setia adalah si besar hugh miller. Sungguh, begitu setianya si kaya Miller pada si Kecil Hans, sehingga setiap kali melintas kebun Hans, ia selalu mendekat dan memetik setangkai bunga, atau seikat tanaman jamu, atau mengisi keranjangnya dengan buah cherry ketika musim buah2an.
'Teman yang sejati harus memiliki banyak persamaan'Miller sering berkata begitu, dan si kecil Hans hanya mengangguk2 saja dan tersenyum. Hans merasa bangga sekali karena ia memiliki seorang teman yang punya ide-ide mulia.
"memang, kadang-kadang tetangga mereka heran karena si kaya Miller tidak pernah memberi imbalan apapun kepada si kecil Hans meskipun ia punya seratus karung tepung yang tersimpan di gudangnya, 6 ekor sapi, dan sejumlah domba. Tetapi Hans tidak pernah mengharapkan itu semua. Ia sudah cukup senang mendengarkan nasihat-nasihat Miller tentang sahabat sejati yang tidak egois.

Begitulah si kecil Hans bekerja di kebunnya setiap hari. selama musim semi, musim panas, dan musim gugur si kecil Hans sangat bahagia, tetapi ketika musim dingin tiba, ia tidak punya buah atau bunga untuk di jual, ia sangat kedinginan dan kelaparan. Sering laki ia hanya makan beberapa buah pir yang dikeringkan atau kacang keras. Pada musim itu juga, ia sangat kesepian karena miller tidak pernah mengunjunginya.

"Tidak baik mengunjungi Hans pada musim dingin seperti ini" kata Miller pada Istrinya, "karena jika seseorang berada dalam kesusahan sebaiknya jangan di ganggu, biarkan mereka sendirian, setidaknya begitulah pendapatku tentang persahabatan dan aku yakin aku benar. Maka aku harus menunggu musim semi datang, dan aku akan membawa keranjangku yang besar, dan ia akan memberiku sekeranjang besar bunga mawar. Itu pasti membuatnya bahagia."

"kau ini sangat memikirkan orang lain," jawab istrinya yang sedang duduk di kursi malas yang empuk. Di dekatnya ada perapian yang hangat. "benar-benar memikirkan orang lain. senang sekali mendengar kata2mu tentang persahabatan. Aku yakin pak pendetapun tidak mampu berkat2 begitu indah, meskipun ia tinggal di gereja dan memakai cincin emas di kelingkingnya."